Perbedaan Buku dan Disertasi | Gaya, Struktur, dan Tujuannya
Ada sama tapi ada pula beda antara disertasi dan buku. Ilustrasi by AI. |
Dunia pengetahuan mengenal dua bentuk tulisan akademik yang sering disalahpahami sebagai serupa: buku dan disertasi.
Meski keduanya sama-sama lahir dari riset dan refleksi mendalam, jalan yang mereka tempuh serta cara menyapa pembaca sangat berbeda. Inilah perbedaan mendasar antara buku dan disertasi yang perlu dipahami.
Buku Adalah Percakapan
Buku lahir dari semangat berbagi dan membangun percakapan. Gaya penyampaiannya langsung, hangat, dan bersahabat. Penulis buku seolah berkata: "Ini temuanku, mari kita renungkan bersama."
-
Langsung pada isi. Buku tidak memulai dengan metodologi atau kajian pustaka panjang. Semua itu dianggap sebagai “dapur” yang tak perlu ditunjukkan ke pembaca.
-
Bahasa yang komunikatif. Meski tetap ilmiah, buku menghindari jargon teknis. Pilihan katanya mengalir, ritmenya ringan, dan mudah dipahami oleh siapa saja—akademisi, mahasiswa, penggiat, hingga pembaca umum.
-
Referensi seperlunya. Buku tetap mencantumkan sumber, namun cukup dengan catatan kaki ringkas, tidak mengganggu narasi utama.
-
Fokus pada hasil dan makna. Buku menyajikan hasil dan pembahasan di awal, sebagai sajian utama untuk menggugah minat pembaca.
Disertasi Adalah Pernyataan Akademik
Berbeda dari buku, disertasi adalah karya akademik yang menuntut ketelitian, keterukuran, dan validasi ilmiah.
Disertasi disusun untuk membuktikan bahwa penulisnya menguasai metodologi dan teori dalam bidang ilmunya.
-
Berangkat dari metodologi. Disertasi membuka jalan dengan penjelasan lengkap mengenai metode, alat analisis, pendekatan riset, hingga keterbatasan penelitian.
-
Kajian pustaka wajib. Disertasi meninjau literatur terdahulu secara sistematis untuk menunjukkan kontribusi orisinal dalam bidang keilmuan.
-
Bahasa teknis. Disertasi menggunakan bahasa akademik yang ketat, padat, dan sering kali kering, demi menjaga marwah akademik.
-
Sistem sitasi formal. Referensi dalam disertasi tidak bisa asal-asalan. Gaya sitasi seperti APA, MLA, atau Chicago digunakan dengan sangat ketat dan konsisten.
-
Validasi ilmiah. Disertasi ditujukan untuk dewan penguji, bukan pembaca umum. Setiap argumen harus ditopang oleh teori dan data yang terverifikasi.
Kriteria | Buku | Disertasi |
---|---|---|
Langsung Hasil dan Pembahasan | Langsung menyajikan hasil penelitian dan pembahasannya tanpa penjelasan mendalam tentang metodologi. | Memuat bab khusus yang menjelaskan metodologi penelitian secara detail sebelum mencapai hasil dan pembahasan. |
Metodologi | Tidak menyertakan metodologi penelitian secara rinci. | Mencakup bab yang menjelaskan metodologi penelitian dengan detail, termasuk pemilihan metode dan pendekatan yang digunakan. |
Kajian Pustaka | Tidak memiliki bab khusus yang menggambarkan kajian pustaka atau penelitian sebelumnya. | Mencakup bab yang meninjau literatur terkait dan menggambarkan konteks penelitian yang lebih luas. |
Bahasa | Bahasa ilmiah yang lebih mudah dipahami oleh pembaca umum atau sesuai dengan target pembaca tertentu. | Menggunakan bahasa ilmiah yang lebih teknis dan sesuai dengan standar akademik dalam bidang penelitian tertentu. |
Catatan Kaki | Menggunakan catatan kaki atau daftar referensi yang mengikuti aturan gaya tertentu, seperti gaya Harvard. | Mencakup daftar referensi yang luas yang mencantumkan sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian, sesuai dengan gaya penulisan akademik yang diikuti (misalnya, APA, MLA, Chicago). |
Dua Tujuan, Satu Misi: Mencerahkan
Walau berbeda gaya dan tujuan, baik buku maupun disertasi memiliki peran penting dalam dunia pengetahuan:
-
Buku menyebarkan ide, menjangkau banyak pembaca, dan menghidupkan diskusi.
-
Disertasi menancapkan pijakan ilmiah, membangun fondasi keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Keduanya bukan dua tingkat kualitas, melainkan dua bentuk pengabdian intelektual: satu menyalakan lentera di jalan yang ramai, yang lain menempatkan batu pijakan di laboratorium berpikir.
-- Masri Sareb Putra